cerita ini dipersembahkan untuk cinta, demi cinta, dan kepada cinta.

Rabu, 17 April 2013

A letter from far away

Tau buah simalakama? Aku sih ga pernah liat bentuknya tapi menurut cerita, buah itu buat kita Serba salah Posisi Aku sekarang bagaikan Ingin memakan buah itu Rumit, dan pasti Akan Ada resiko Lalu.... Resiko ini yang Aku pilih Aku memilih meninggalkanmu, menyakiti dua hati yang selalu Ingin memiliki Tapi di lain Sisi, Ada orang yang merasa teramat lega Melainkan kita. Aku dan kamu saling mencintai Tapi Ada seseorang yang selalu mengharapkan kebanggaan Dari dirimu Dan Aku seakan menjadi penghalang Dia pun sebenarnya tak apa Jika kamu denganku Tapi sepertinya Lebih tak apa lagi Jika kamu tidak denganku dulu Sampai dua merasa Bahwa kamu bisa di banggakan Aku baru Sadar sekarang, Dua menyetujui kebersamaan kita Tapi dia tak pernah memikirkan bagaimana tentang perasaanku Yang hanya dia tau, hanya perasaan dia dan perasaan yang dia angap anaknya rasakan Padahal dia tak tau bahwa kebahagiaan anaknya bukan hanya bisa di banggakan Tapi juga Aku Aku telah menjadi bagian Dari kebahagiaannya Tapi dia tak mengerti. Aku baru Sadar, Saat Aku Katakan bahwa Aku telah berpisah denganmu Tapi dia hanya mengatakan bahwa kamu dan Aku BUTUH focus terhadap hidup masing-masing Lagi-lagi tentang kebanggaan itu Tak Ada sedikit rasa kecewa pun yang termination di diri dia Tapi Aku mengerti Seakan dia mengorbankan apapun Asalkan kebangaan itu iya dapat Termasuk salah satu kebahagiaan anaknya. Siapa yang menjadi Korban? Jelas Aku dan anakmu Makanya Aku memilih untuk meninggalkanmu sampai kamu bisa berikan kebangaan itu pada dia Tak apa sekarang kita mengalah Surat ini adalah Surat yang tak ku Kirim dan tak ku jelaskan pada selembar Kertas yang biasa saling kita kirim Semoga kamu baca Surat yang tak terkirim ini Ini yang menjadi Alasan, Kenapa Aku memilih Jalan ini Maaf, tapi ini yang terbaik Kejar cita-cita itu dan banggakan dia Aku tak apa disini Apapun yang ku lakukan di depan Matamu dan menyakitimu, itu hanya Alasan agar kamu menerima keputusanku Dan itu tak benar benar ku lakukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar