cerita ini dipersembahkan untuk cinta, demi cinta, dan kepada cinta.

Senin, 27 Mei 2013

Kenangan

Aku ga tau harus cari kabar kamu Kemana lagi Semua koneksi yang terhubung ke kamu, kamu putus gitu Ajah Padahal Aku masih sangat butuh koneksi itu Semua hilang Saat kamu beranjak pergi Aku seakan tersesat, Kamu meninggalkan Aku begitu saja, Tak memberi sedikitpun harapan Aku hanya Ingin Terus berada dalam kenangan Kenangan atas Aku dan kamu Tapi nyatanya, Di dalam kenangan pun Kau enggan hadir Kini hanya Aku dan kenangan itu sendiri Menyisakan sesak sesal dan air mata Serta puing Sosa yang Ada hanya dalam ingatanku saja.

Sabtu, 04 Mei 2013

Surat terakhir untukmu

Entah harus bagaimana lagi Aku harus meminta kepadamu, Mengenis kepadamu, Memohon kepadamu, Agar kamu mau menerima ku lagi, Untuk kita membangun mimpi, Merangkai masa depan, Menjalin kasih. Aku tak mengerti, seberapa penting rasa percaya itu. Sampai dengan bodohnya Aku menyiakan keberadaannya, Hingga Aku pergi, Dan membuat seribu Sesak di dadaku, Seribu tangis mengalir di pipiku, Seribu luka menyayat jiwaku. Aku mencintaimu, Lebih Dari diriku sendiri Tapi Kau sudah memutuskan untuk tak bisa lagi Entahlah Aku harus apa Mencoba? Kau pun enggan tuk aku meraihmu Kau pun seakan tak sedikitpun rasa iba melihatku merangkak menuju kamu yang semakin jauh berlari Aku menangis Aku berdarah Aku terluka Aku tak bernyawa Kamu bahkan enggan menoleh Untuk sedikit saja lihat aku Lihat Aku menyesal Tapi kini Kau telah sampai Sampai pada jalanmu Meninggalkan Aku menemui jalanku juga Kau telah sampai pada hidup barumu Dan Aku Akan sampai, Seventar lagi Aku berjanji tak lagi mengganggumu, mengusik hidupmu Karna Aku Akan pergi Membawa seribu sesal ini Aku yang berasal Dari tanah, Dan Akan Aku bawa semua kembali ke tanah. Menemui ajalku. (Nb: blog ini Aku tulis, 10 menit setelah chat terakhir Dari kamu dan kamu bilang kamu maafin Aku. Aku cukup lega al, sampai Nanti Aku bertemu pencipta Aku kamu dan rasa ini, Aku Akan tetap cinta kamu. Terima Kasih untuk kesabaranmu dan kebesaran hatimu, novial imam filardhi)