
cerita ini dipersembahkan untuk cinta, demi cinta, dan kepada cinta.
Sabtu, 04 Mei 2013
Surat terakhir untukmu
Entah harus bagaimana lagi Aku harus meminta kepadamu,
Mengenis kepadamu,
Memohon kepadamu,
Agar kamu mau menerima ku lagi,
Untuk kita membangun mimpi,
Merangkai masa depan,
Menjalin kasih.
Aku tak mengerti, seberapa penting rasa percaya itu.
Sampai dengan bodohnya Aku menyiakan keberadaannya,
Hingga Aku pergi,
Dan membuat seribu Sesak di dadaku,
Seribu tangis mengalir di pipiku,
Seribu luka menyayat jiwaku.
Aku mencintaimu, Lebih Dari diriku sendiri
Tapi Kau sudah memutuskan untuk tak bisa lagi
Entahlah Aku harus apa
Mencoba?
Kau pun enggan tuk aku meraihmu
Kau pun seakan tak sedikitpun rasa iba melihatku merangkak menuju kamu yang semakin jauh berlari
Aku menangis
Aku berdarah
Aku terluka
Aku tak bernyawa
Kamu bahkan enggan menoleh
Untuk sedikit saja lihat aku
Lihat Aku menyesal
Tapi kini Kau telah sampai
Sampai pada jalanmu
Meninggalkan Aku menemui jalanku juga
Kau telah sampai pada hidup barumu
Dan Aku Akan sampai,
Seventar lagi
Aku berjanji tak lagi mengganggumu, mengusik hidupmu
Karna Aku Akan pergi
Membawa seribu sesal ini
Aku yang berasal Dari tanah,
Dan Akan Aku bawa semua kembali ke tanah.
Menemui ajalku.
(Nb: blog ini Aku tulis, 10 menit setelah chat terakhir Dari kamu dan kamu bilang kamu maafin Aku. Aku cukup lega al, sampai Nanti Aku bertemu pencipta Aku kamu dan rasa ini, Aku Akan tetap cinta kamu. Terima Kasih untuk kesabaranmu dan kebesaran hatimu, novial imam filardhi)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar